Siapa yang nggak kenal dengan brand Ace Hardware? Toko perlengkapan rumah tangga yang sudah berdiri lebih dari 30 tahun di Indonesia. Yang bikin gue terkejut, masuk tahun 2025 kemarin, mereka berganti nama menjadi AZKO. Di waktu yang bersamaan, mereka kehilangan puluhan ribu pengunjung dari Google. Kok bisa? Yuk, simak hasil investigasi gue!

1. Poor Planning
Menurut data SimilarWeb, mereka punya 340 ribu pengunjung di bulan Desember, di mana 47% berasal dari pencarian organik (organic search), alias SEO. Itu sekitar 160 ribu pengunjung—jumlah yang nggak sedikit!
Pas gue cek lebih dalam, sebanyak 98% dari kata kunci yang masuk dari Google adalah calon pelanggan potensial yang mencari produk seperti “pompa galon elektrik”, “kompor portable”, “alat pembersih kaca”, dan banyak lagi. Relevan banget dengan produk yang mereka jual!
Coba deh ketik “pompa galon elektrik” di Google sekarang.
Website acehardware.co.id & azko.id udah nggak muncul lagi di halaman pertama. Padahal, bulan Desember lalu, mereka ada di urutan ke-4!
Domain azko.id sendiri dibeli sejak 3 Mei 2024, jadi mereka punya waktu sekitar 6 bulan untuk perencanaan & mitigasi. Tapi nyatanya, kesalahan ini tetap terjadi. Makanya, poor planning jadi alasan pertama kenapa mereka kehilangan traffic.
2. No 301 Redirect (Permanent)
Alasan kedua? Salah setting redirect.
Website itu ibarat alamat rumah, dan kita bisa kasih tahu Google kondisi rumah kita—lagi renovasi, pindah alamat, atau ada perubahan lain—dengan status URL. Dalam kasus ini, gue lihat Ace Hardware Indonesia nggak pakai status URL 301 Redirect, yang artinya mereka nggak memberi tahu Google bahwa domain lama berpindah permanen ke azko.id.
Seharusnya, halaman “pompa galon elektrik” di Ace Hardware langsung diarahkan ke halaman yang sama di Azko. Tapi yang mereka lakukan malah memasang 302 Redirect, yang berarti hanya pindah sementara. Ibaratnya kayak staycation seminggu di Bali, tapi setelah itu balik lagi ke rumah lama. Masalahnya? Halaman acehardware.co.id mati total. Itu nggak cuma 1-2 halaman, tapi ribuan!
3. Mengabaikan Technical SEO
Lanjut ke alasan ketiga: technical SEO.
Pernah denger istilah on-page dan off-page SEO? Kali ini, gue bahas on-page SEO—optimasi yang dilakukan di dalam website, baik yang terlihat (konten) maupun yang nggak terlihat (HTML tags yang dibaca Google).

Pas gue cek, ada satu hal yang cukup mengejutkan: mereka nggak pasang sitemaps! Padahal, sitemaps itu penting banget buat kasih tahu Google daftar halaman mana aja yang harus diprioritaskan di mesin pencari. Tanpa ini, Google bisa kesulitan mengindeks halaman-halaman baru mereka.
4. Kehilangan Backlinks
Backlinks itu ibarat digital votes buat SEO. Semakin banyak website lain yang kasih backlink ke kita, makin kredibel website kita di mata Google.

Karena kesalahan dalam proses redirect URL, AZKO kehilangan 58% dari total backlinks yang mereka miliki sebelumnya. Sebelum rebranding, Ace Hardware Indonesia punya sekitar 14.500 backlinks. Setelah pindah ke azko.id? Tinggal 6.500. Nangis nggak tuh!
5. Bangun dari Nol Alih-Alih Preservasi
“Nasi sudah jadi bubur.” Mungkin itu yang ada di benak mereka sekarang.
Untuk mengurangi dampak yang lebih parah, mereka mulai menulis konten baru di blog, misalnya artikel alat cuci mobil yang diterbitkan 1 Januari 2025 (link artikel).
Nggak cuma itu, mereka juga akhirnya harus beli iklan di Google untuk mempertahankan kata kunci yang hilang. Gue perkirakan biayanya lebih dari Rp6.000.000 per bulan!

Kesimpulan
Menurut lo, masuk akal nggak alasan gue di atas? Kasih tahu gue pendapat lo di kolom komentar, ya!!